Saat ini, kecerdasan buatan (AI) mengalami perkembangan pesat di beberapa dekade terakhir. Sebelumnya, di penghujung tahun 2022, dunia dikejutkan dengan OpenAI. OpenAI mampu memproses dan menghasilkan teks bahkan gambar. OpenAI memberikan dampak besar di bidang teknologi hingga media komunikasi. Hal ini membuat banyak perusahaan berbondong-bondong untuk mengadopsi kinerja AI karena dianggap lebih hemat dan efisien daripada menggunakan tenaga kerja manusia. Berdasarkan potensi manfaat AI, terdapat 2 AI yang telah dikembangkan dan akan bersaing dengan OpenAI, yaitu DeepSeek dan Qwen.
Deepseek dan Qwen

Di awal tahun 2025, ada kejutan baru di dunia AI. Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, mengumumkan model AI yang digadang-gadang mampu menggeser dominasi model AI buatan Amerika Serikat. DeepSeek mampu membuat Sillicon Valey dan Wall Street mengalami guncangan hebat. Salah satunya perusahaan teknologi terbesar, Nvidia, dibuat kalang kabut dengan perkembangan model AI buatan Tiongkok. Model AI satu ini memiliki kemampuan lebih superior daripada model GPT-4 buatan OpenAi dan generative AI buatan Nvidia. Dengan bermodalkan 97 miliar untuk pembuatan model AI, DeepSeek mampu mengguncang dunia AI dan membuat perusahan pembuat teknologi AI terus berinovasi agar tidak kalah saing.

Bukan hanya DeepSeek saja, model AI lain dari Tiongkok, ikut turut serta mendominasi dunia Ai, yaitu Qwen. Model kecerdasan buatan buatan Alibaba, diklaim lebih unggul dibandingkan dengan DeepSeek. “Qwen 2.5-Max mengungguli hampir di semua lini GPT-4o, DeepSeek-V3, dan Llama-3.1- 405B,” kata unit cloud Alibaba dalam sebuah pengumuman yang diunggah di akun WeChat resminya, mengacu pada model AI sumber terbuka tercanggih OpenAI. Qwen 2.5-Max mendukung lebih dari 29 bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Dengan kemampuan multimodal, Qwen 2.5-Max dapat memproses dan menghasilkan teks, gambar, dan video.
Meskipun Alibaba terlihat jarang berinovasi di bidang AI, perusahaan tersebut sudah mulai berinvestasi pada pengembangan AI dengan membentuk divisi penelitian di tahun 2017. Tantangan terbesar dalam mengintegrasikan AI ke dalam aplikasi konsumen seperti e-commerce dan perangkat lunak perusahaan adalah kemampuan untuk mengembangkan model yang lebih cepat dan lebih cerdas dengan biaya rendah. Hal ini membuat Alibaba berinovasi untuk bisa mengalahkan pesaingnya yang menggunakan model AI lebih canggih.
Inovasi OpenAI
Meskipun kedua model AI asal Tiongkok terus mendominasi pasar AI, OpenAI tetap tidak mau kalah dan berupaya untuk menggeser dominasi tersebut. OpenAI memperkenalkan Deep Research, yaitu bisa melakukan riset daring lebih cepat daripada dilakukan secara manual oleh manusia. Penelitian menggunakan versi yang dioptimalkan dari model o3 OpenAI, dalam penjelajahan web dan analisis data. Menurut OpenAI, Deep Research dapat mencari, menafsirkan, dan mengolah informasi dari teks, gambar, dan PDF.
Meskipun DeepSeek dan Qwen menjadi penantang baru di dunia AI, mungkin saja ada inovasi AI yang lebih canggih lagi, dan mengalahkan dominasi AI yang sebelumnya dikuasi oleh DeepSeek dan OpenAI. Dalam hal ini, AI tidak hanya membantu kinerja, tetapi juga momok besar bagi seluruh manusia yang tidak bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat.
Catatan:
Penulis: Mochammad Wahyu Ramadhan
- Photo by Matheus Bertelli from Pexels: https://www.pexels.com/photo/ai-interface-on-dark-screen-display-30530414/
- Photo by Markus Winkler from Pexels: https://www.pexels.com/photo/scrabble-tiles-spelling-deepseek-ai-concept-30839686/
- Photo by Markus Winkler from Pexels: https://www.pexels.com/photo/scrabble-tiles-with-alibaba-and-qwen-30831925/